INCINERATOR
Riello Burner Incinerator yaitu: metode penghancuran limbah organik dengan melalui pembakaran dalam suatu sistem yang terkontrol dan terisolir dari lingkungan sekitarnya. Incinerators produk kami dirancang dengan menggunakan 2 (dua) ruang Furnace pembakaran, yaitu Ruang Bakar 1 (Primary Chamber) dan Ruang Bakar 2 (Secondary Chamber). Primary Chamber bergunadan berfungsi sebagai tempat pembakaran limbah/samapah . Kondisi pembakaran dirancang dengan jumlah udara(oksigen) yang cukup untuk reaksi pembakaran kurang dari semestinya, sehingga disamping pembakaran juga terjadi reaksi pirolisa. Pada reaksi pirolisa material organik terdegradasi menjadi karbon monoksida dan metana.
Temperatur suhu dalam primary chamber diatur pada rentang 6000C-8000C dan untuk mencapai temperatur tersebut, pemanasan dalam primary chamber dibantu oleh energi dari oil gas burner merk Riello made in italia dan energi pembakaran yang timbul dari limbah itu sendiri. Udara (oksigen) untuk pembakaran di supplai oleh blower ( FD Fan) dalam jumlah yang terkontrol.
Padatan sisa pembakaran di primary chamber dapat berupa padatan tak terbakar (logam, kaca) dan abu (mineral), maupun karbon berupa arang. Tetapi arang dapat diminimalkan dengan pemberian supplai udara oksigen secara terus menerus (continue) selama pembakaran berlangsung. Sedangkan padatan tak terbakar dapat diminimalkan dengan melakukan pemisahan pensortiran limbah terlebih dahulu.
Gas hasil pembakaran dan pirolisa perlu dibakar lebih lanjut agar tidak mencemari lingkungan. Pembakaran gas-gas tersebut dapat berlangsung dengan baik jika terjadi pencampuran yang tepat antara oksigen (udara) dengan gas hasil pirolisa, serta ditunjang oleh waktu tempuh tinggal (retention time) yang cukup. Udara oksigen untuk pembakaran di secondary chamber disuplai oleh blower ( FD Fan) dalam jumlah yang terkontrolsecara automatik.
Selanjutnya gas pirolisa yang tercampur dengan udara dibakar secara sempurna oleh oil gas burner didalam secondary chamber dalam temperatur tinggi yaitu sekitar 8000C-10000C. Sehingga gas-gas pirolisa (Metana, Etana dan Hidrokarbon lainnya) terurai menjadi gas CO2 dan H2O. Berikut ini merupakan gambar sketsa dari incinerator, yaitu:
Primary Chamber dan Secondary Chamber ditempatkan dalam satu struktur baja (disebut dengan istilah shell incinerator). Pada shell ini ditempatkan peralatan seperti burner, blower,panel control, feeding system (khusus untuk kapasitas incinerator diatas 100kg/jam), cerobong (chimney) berikut seluruh system pemipaan dan sistem power supply. Waktu instalasi incinerator cukup singkat antara 1-4 minggu tergantung dari tipe dan kapasitas incinerator. Seluruh peralatan telah menempel pada incinerator, dengan demikian tidak memerlukan lahan yang terlalu luas dan design dibuat simple. Dinding shell incinerator dirancang dengan bentuk corrugated sheet metal untuk mendapatkan kekuatan dan kekakuan dinding shell sehingga tidak perlu menambahkan terlalu banyak struktur baja penguat.
Setelah shell incinerator terbentuk bagian dalamnya dilapisi dengan isolator semen api castable yang berfungsi untuk menahan panas yang timbul dari dalam Primary Chamber dan Secondary Chamber, akibat adanya proses pembakaran di dalam incinerator. Isolator dapat menahan panas dengan jam operasi 8-16 jam, sehingga bagian-bagian dari shell incinerator cukup aman safety untuk disentuh.
Isolator disusun dari beberapa lapisan insulasi seperti : semen api castable,Ceramic Fiber, Rock Wool dan Glass Wool. Lapisan isolator terdapat pada seluruh permukaan shell incinerator sampai dengan cerobong (chimney). Demikian pula pada tempa-tempat tertentu seperti flange burner port dan struktur pintu dilapisi dengan isolator, agar tidak ada bagian dari refractory (bata tahan api dan castable) yang langsung menempel pada dinding incinerator sehingga tidak menimbulkan titik panas (hot spot).
Setelah shell incinerator dilapisi dengan isolator, maka lapisan berikutnya adalah bata tahan api (fire brick). Adapun bata tahan api yang kami gunakan dari beberapa jenis disesuaikan dengan temperatur kerja incinerator. Untuk dinding digunakan bata api, sedangkan untuk tempat-tempat dengan bentuk khusus (cerobong, burner port flagnge counter, pintu) digunakan castable. Tingkat ketahanan refractory terhadap temperatur disesuaikan dengan kebutuhan atau jenis limbah mulai dari 10000C-13000C. Adapun jenis-jenis incinerator diantaranya,yaitu:
- Static Manual Feeding (limbah dibawah 100kg/jam)
Incinerator ini didesain khusus untuk kapasitas limbah dibawah 100kg/jam, dimana system pemasukan limbah dilakukan secara manual dan pengumpanan dilakukan dari pintu depan. Tipe statik hanya cocok digunakan untuk jenis limbah yang berbentuk padat.
· Incinerator Terintergrasi dengan Dryer
Tipe ini sangat cocok digunakan limbah yang mempunyai nilai kalor yang tinggi seperti plastik dengan volume cukup besar. Energi panas yang keluar dari cerobong incinerator dapat dimanfaatkan untuk mengeringkan limbah sludge ex WWT yang memiliki kandungan air yang cukup tinggi namun tidak ekonomis apabila dibakar didalam incinerator, karena karakteristik limbah yang memiliki nilai kalor rendah, sisa abu yang masih cukup tinggi ataupun kedua-duanya. Keuntungan dari incinerator yang terintergrasi dengan dryer adalah pengoperasian dryer tidak menggunakan bahan bakar, baik dari solar maupun gas sehingga sangat ekonomis dari biaya operasional alat, ramah lingkungan serta dapat mengurangi kandungan air yang terdapat dalam sludge sampai dengan ± 80%.
Pemanfaatan panas dari cerobong incinerator selain untuk dryer dapat pula digunakan untuk memanaskan air untuk keperluan operasional pabrik. Tipe ini khusus digunakan untuk limbah domestik. Incinerator ini mudah untuk di mobilisasi serta cepat dalam pemasangan dan pelepasannya. Dengan demikian incinerator ini dapat dioperasikan di lokasi yang berbeda-beda sesuai situasi dan kondisi lahan.
Adapun rumus-rumus yang digunakan dalam incinerator, diantaranya yaitu:
dimana:
- -rA = kecepatan reaksi incinerasi (Kg/Jam)
- X = sampah tereduksi
- MA0 = massa awal yang dimasukkan (Kg)
- MA = massa akhir (Kg)
- T = waktu reaksi
- k = konstanta kecepatan reaksi
Kemudian untuk nilai efisiensi incinerator didapatkan dari perbandingan energy yang terserap dibanding dengan energy yang dikeluarkan. Kita ketahui incinerator menggunakan bahan bakar untuk melakukan pembakaran. Kita bisa menghitung, ketika bahan bakar 1 liter bisa menghasilkan kalor sebesar 9063 kkal/liter. Sedangkan, nilai kalor yang dihasilkan oleh incinerator berkisar 2300 kkal/liter. Maka efisiensi yang didapatkan dari incinerator yaitu sebesar 74,62%.
Kawasan Pergudangan Laksana Business Park, Jalan Laksana 6 Blok F 09, Desa laksana Kec. Pakuhaji, Kab. Tangerang, Banten- 15570
PT Indira Mitra Boiler
Ratman Bejo
☎️081388666204
My Website
https://indira.co.id
https://idmboiler.co.id
https://hargaboiler.co.id
https://boilermarine.co.id
Email: info@indira.co.id
Email: idmratman@gmail.com
https://www.youtube.com/@Ratman_Bejo/videos